Gebyag HUT RI ke-77, Ebeg Cipto Turonggo Karyo Pabuwaran Tampil Memukau
Pabuwaran {29-8-2022} - Puncak peringatan HUT RI ke-77 sekaligus Gebyag Suran warga RT 02 RW 05 Kelurahan Pabuwaran, ditandai dengan Pagelaran Kesenian Kuda Lumping (Ebeg), Senin 29 Agustus 2022, dimulai pukul 14.00 s.d 17.15 WIB.
Pagelaran kesenian Kuda Lumping (Gebyag Ebeg) dilaksanakan di tanah kosong milik warga, di wilayah RT 02 RW 05 Kelurahan Pabuwaran. Menurut Ketua RT 02 RW 05 Pabuwaran, Cahyoko (Yono), kegiatan ini merupakan kegiatan puncak peringatan HUT RI ke-77 sekaligus kegiatan penutupan bulan Sura (Muharram), merupakan kerja sama warga dengan Grup Ebeg Cipto Turonggo Karyo (CTK) pimpinan Ranto Adi Purnomo (Ki Ranto). Grup Ebeg CTK merupakan paguyuban kesenian Kuda Lumping milik warga RT 02 RW 05 Pabuwaran.
" Gebyag Ebeg ini merupakan kolaborasi antara warga dan grup ebeg CTK, pimpinan pak Ranto " ujar Cahyoko.
Cahyoko juga menyampaikan, kegiatan Gebyag Ebeg juga untuk menghibur warga masyarakat, tidak hanya untuk warga RW 05 saja tapi juga untuk umum.
" Kita berharap dengan Gebyag Ebeg ini, mayarakat terhibur, selalu kompak, diberi kesehatan dan keselamatan, bisa cepat bangkit dan pulih, serta bisa menikmati kemerdekaan Republik Indonesia " harap Cahyoko. Ketua RT 02 RW 05 itu juga berharap Gebyag Ebeg bisa berjalan dengan baik, aman, lancar dan terkendali.
Sementara itu, ketua grup ebeg Cipto Turonggo Karyo (CTK) Pabuwaran, Ranto Adi Purnomo (Ki Ranto), saat ditemui di lokasi, menyatakan kegiatan Gebyag Ebeg ini sebagai wujud nyata paguyubannya, anggotanya ikut memeriahkan peringatan HUT RI ke-77 dan Gebyag Suran. Anggota grup ebeg CTk berjumlah 30 orang.
" Anggota grup ebeg saya berjumlah 30 orang, terdiri dari pemayang (red : pemain, penari ebeg), dan gamelan (pemain musik, penayagan) " jelas Ki Ranto. " Gebyag Ebeg ini juga mendapat dukungan dari sesama komunitas ebeg " tambah Ki Ranto.
Kegiatan Gebyag Ebeg ini disambut antusias warga yang haus akan hiburan. Terlihat warga memadati area pertunjukan. Warga sangat terpukau dan senang apalagi saat para pemain melakukan berbagai atraksi pertunjukan, termasuk saat pemain ebeg mulai mendem, wuru (kesurupan).
Kesenian kuda lumping atau ebeg merupakan warisan kesenian daerah yang turun temurun dan tetap lestari hingga sekarang. Ebeg juga merupakan hiburan yang sangat disukai tidak hanya oleh orang dewasa tapi juga disenangi oleh anak-anak, lansia dan para remaja millenial (anak muda), baik lelaki maupun perempuan. (Maskar)