Sambut Ramadhan, Seniman Djonte Gelar Prosesi Mandi Oman
Pabuwaran - Menyambut bulan Suci Ramadhan 1444 H (2023), Djonte, seniman lokal Banyumasan mengadakan Prosesi Mandi Oman pada Selasa (21-3-2023) pukul 16.00 WIB s/d selesai bertempat di Belik "Sarung Klombrok" Kali Pelus Kelurahan Pabuwaran Kecamatan Purwokerto Utara Kabupaten Banyumas.
Mandi Oman atau mandi keramas dengan menggunakan abu oman (jerami, tanaman padi) merupakan salah satu tradisi turun temurun yang masih lestari, masih dilaksanakan oleh sebagian warga masyarakat, umat muslim, menjelang masuk bulan Suci Ramadhan (Puasa).
Bulan Suci Ramadhan, bulan puasa tahun 1444 H (2023) tahun ini sudah di ambang pintu, tinggal hitungan hari. Warga Kelurahan Pabuwaran seperti halnya warga masyarakat di wilayah lain juga mengadakan kegiatan menjelang bulan suci Ramadhan, di antaranya dengan melaksanakan tradisi mandi keramas sebelum masuk bulan Ramadhan atau sering disebut tradisi Padusan. Sejumlah warga Pabuwaran bersama bersama seniman lokal, Djonte (60), yang memiliki nama asli Djoni Teguh Suprijana, warga RT 02 RW 01 Kelurahan Pabuwaran mengadakan kegiatan padusan Mandi Oman, bertempat di rumah, kediaman Djonte dan di belik Kali Pelus Pabuwaran.
Belik yang biasa digunakan untuk mandi terutama oleh warga setempat, memiliki sumber mata air (tuk) yang airnya sangat jernih dan bersih. Udara di sekitar belik juga sangat sejuk dan asri, terlihat masih banyak pepohonan di sekitar belik.
Kegiatan Mandi Oman diawali dengan persiapan acara dilakukan di rumah seniman Djonte, di RT 02 RW 01 Pabuwaran.
Selanjutnya peserta Mandi Oman, yang terdiri beberapa gadis cantik, ibu-ibu dan sesepuh wanita Pabuwaran menuju ke sebuah belik di sisi barat Kali Pelus dengan berjalan kaki menempuh jarak kurang lebih 300 meter arah timur rumah Djonte.
Sesampainya di belik prosesi diawali dengan pembakaran beberapa ikat oman/jerami yang telah disiapkan sebelumnya. Oman yang dibakar menjadi abu yang akan digunakan sebagai pengganti shampo saat melakukan mandi keramas. Sebelum dilakukan pembakaran oman seniman Djonte melakukan sedikit teatrikal bersama seniman lokal lainnya, Dirlam, warga RT 04 RW 01 Pabuwaran.
Setelah melakukan teatrikal selanjutnya seniman Djonte memimpin prosesi pembakaran beberapa ikat jerami. Setelah dibakar dan menjadi abu selanjutnya abu dimasukkan dalam wadah baskom, ember ditambah dengan air jernih yang diambil dari belik. Setelah bercampur dan diaduk, jadilah air oman yang sangat hitam.
Selanjutnya air oman hitam digunakan untuk keramas oleh peserta Mandi Oman. Air oman disiramkan ke kepala dan diusap-usap serta kulit kepala dipijit-pijit agar air oman merata di seluruh rambut kepala. Sembari keramas peserta juga mandi, menyirami tubuhnya dengan air jernih di belik itu. Gadis-gadis, ibu-ibu muda dan sesepuh wanita peserta Mandi Oman terlihat senang, semangat dan antusias mengikuti semua prosesi Mandi Oman tersebut.
Setelah semua air abu oman habis untuk keramas, para peserta melanjutkan mandi di Kali Pelus untuk membersihkan sisa-sisa abu oman di rambut. Kali Pelus berjarak 5 meter dari belik tempat prosesi Mandi Oman. Aliran air sungai Pelus (Kali Pelus) yang sedang kecil namun agak deras tidak menyiutkan nyali para peserta untuk mandi di Kali Pelus. Aliran air Sungai Pelus memang dikenal sangat jernih dan bersih, dengan lingkungan sungai yang indah dan berhawa sejuk
Kegiatan prosesi tradisi Mandi Oman di Pabuwaran dihadiri Lurah Pabuwaran, Sugiyono, SH dan Kasi Permas, Ani Insiroh, S.Sos. Prosesi Mandi Oman juga diliput oleh beberapa reporter TV Nasional yang akan menjadi liputan atau berita terkait tradisi masyarakat menjelang bulan puasa.
Seniman Djonte yang ditemui saat wawancara dengan reporter Stasiun TV Nasional selesai kegiatan Mandi Oman mengatakan bahwa Kegiatan Mandi Oman bertujuan untuk mengingatkan warga masyarakat khususnya umat muslim untuk bisa meyambut datangnya bulan Suci Ramadhan dengan hati yang bersih dan suci.
"Mandi keramas dengan abu oman melambangkan pentingnya kebersihan dan kesucian saat memasuki bulan suci. Bersih dan sehat lahir dan batin " ungkap Djonte.
Menurut Djonte mandi keramas dengan abu oman juga bermakna bahwa di wilayah Pabuwaran masih banyak terdapat tanaman padi, sebagai bahan makanan pokok masyarakat.
" Oman atau jerami, tanaman padi yang digunakan untuk keramas juga memiliki makna yang sangat penting yakni melambangkan kemakmuran " imbuh Djonte.
Kegiatan prosesi Mandi Oman diakhiri dengan doa bersama yang dipimpin seniman Dirlam. Selesai prosesi Mandi Oman yang telah berjalan dengan baik dan lancar, para peserta dan penggiat tradisi Mandi Oman kembali ke rumah Djonte dengan berjalan kaki untuk istirahat dan menikmati hidangan makan minum yang telah disiapkan oleh keluarga seniman Djonte.
Tradisi Mandi Oman seperti halnya tradisi padusan lainnya memiliki nilai kearifan lokal yang sangat penting dan berarti. Melalui tradisi ini masyarakat diajarkan dan diingatkan untuk selalu menjaga kebersihan dan kesehatan baik jasmani maupun rohani. Di sisi lain tradisi ini juga bisa menjadi media atau momen untuk menambah erat tali silaturahmi antar warga, sehingga diharapkan bisa terwujud kebersamaan dan persatuan di tengah-tengah masyarakat apalagi di jaman serba moderen seperti sekarang nilai-nilai seperti ini sangat penting. (Maskar. 21-3-2023).